SELAMAT DATANG DI BLOGG RESMI HALIM SARAGI,semoga Bermamfaat ,Salam Pergerakan !!

Senin, 23 April 2012

Tabung Gas Elpiji 3 Kg Dikhwatirkan Bahayakan Masyarakat , Tutup Tabung Tidak Berlisensi SNI

Kisaran (Jurnal Asahan). Bagi masyarakat Kabupaten Asahan yang memasak di dapur menggunakan kompor yang memakai tabung gas elpiji ukuran 3 kg dihimbau untuk selalu berhati-hati dan waspada dengan sejumlah agen dan pangkalan penjual tabung gas yang menjualnya kepada masyarakat. Sebab, saat ini di beberapa tempat di Kabupaten Asahan diduga ada pihak distibutor gas dan agen serta pangkalan yang menjual gas kepada pengguna tidak memakai tutup standart nasional Indonesia (SNI) dari pertamina untuk menutup tabung gasnya.
Dengan banyaknya temuan penutup gas yang tidak memiliki SNI yang dijual kepada masyarakat Asahan selaku pengguna gas, dikhawatirkan gas elpiji ukuran 3 kg milik pertamina yang disubsidi oleh pemerintah itu, dapat membahayakan masyarakat pengguna gas.
Pasalnya, tabung gas yang tidak memiliki penutup SNI itu sewaktu-waktu dapat meledak dan merenggut nyawa manusia,karena tabung itu tidak steril akibat penutupnya yang tidak standart dikeluarkan dari pertamina.
“Kami minta dan menghimbau kepada seluruh masyarakat Asahan, untuk selalu waspada dan selektif dalam setiap membeli tabung gas ukuran 3 kg milik pertamina yang didistribusikan di Kabupaten Asahan. Soalnya, hingga hari ini kami masih banyak melihat penutup tabung gas yang dijual pertamina tidak memiliki penutup yang tidak bertarap SNI. Bahkan,banyak juga tabung gas yang dijual ke masyarakat yang kropos dan bocor,yang kemungkinan besar dapat membahayakan,”ujar Pengamat Sosial Kabupaten Asahan,M.Yunus kepada wartawan ,Selasa (10/4) sekira pukul 12.00 WIB di Kisaran.
Apalagi, kata M.Yunus, hinga hari ini seluruh tabung gas yang dipasarkan oleh pertamia regional Sumut untuk wilayah Asahan, masih sangat diragukan kualitas volume isi tabung gas yang mereka jual kepada masyarakat Asahan. Sebab, diduga kuat isi tabung gas elpiji yang ukuran 3 kg ada yang disinyalir kuat tidak memiliki isi gas yang tidak sesuai faktanya seberat 3 kg dari. Apalagi, selama ini banyak penampilan tabung gas yang secara visual umum banyak tampak tidak mulus dan mengalami kerusakan/penyok.
Adapun standarisasi tabung gas yang seharusnya dikeluarkan oleh pertamina yakni, pemasangan valve, sisa ulir valve yang tampak adalah 3-5 ulir, rigi-rigi (bentuk permukaan) hasil las baik (harus halus dan mulus). Mutu pengelasan baik (tidak terdapat cacat: undercut, pin hole atau retak. Maka itulah tandanya mutu tabung yang baik.
Bahkan dalam membeli tabung gas, tambah M.Yunus, masyarakat juga diminta untuk memperhatikan beberapa pemeriksaan yang selektif dalam membeli tabung gas di agen atau pangkalan, lihat dan pastikan apakah segel/security seal cap dalam keadaan baik,tersedia inner seal pada valve,lihat ada atau tidak kebocoran pada body tabung, pastikan ada tidak kebocoran pada sambungan tabung dan valve.dan pastikan tidak ada kebocoran pada sambungan tabung dan regulator, serta lihat bahwa rubber seal dalam keadaan baik.
Terpisah,Halim Saragih salah seorang aktivis vocal Kabupaten Asahan kepada wartawan ,Selasa (10/4) sekira pukul 15.00 WIB, juga menghimbau kepada masyaraka untuk selalu waspada dalam membeli tabung yang sangat membahayakan bagi masyarakat pengguna tabung gas elpiji pertamina ukuran 3 kg. Selain itu, Pemerintah Kabupaten Asahan juga dihimbau untuk mengawasi dengan ketat seluruh pendistribusian gas elpji ukuran 3 kg di Asahan. Soalnya hingga hari ini tabung gas elpiji sudah sangat mengalami kenaikan yang signifikan. Begitu juga, dengan pengawasan mutu dan kualitas gas yang disalurkan oleh pertamina ke Asahan. Karena, hinga hari ini masih banyak tabung gas yang ditemukan tidak sesuai dengan SNI dan mengalami kerusakan yang dapat membahayakan jiwa.
“Saya minta dan berharap kepada Pemkab Asahan untuk selalu mengawasin dengan ketat seluruh pendistribusian tabung gas elpiji subsidi pertamina ukuran 3kg di Asahan. Dan saya juga menghimbau kepada seluruh masyarakat Asahan penguna gas untuk selalu berhati-hati dalam membeli tabung gas yang dibeli dari agen dan pangkalan,”kata Halim Saragih.
Sementara,Nurhayati (43) salah seorang ibu rumah tangga yang tinggal di Jalan Sisingamangaraja Kisaran,ketika ditemui wartawan dirumahnya, mengaku kalau dia sering membeli gas elpiji pertamina ukuran 3kg, kerap membeli label penutup gas tidak SNI. Bahkan, dia juga mengakui kalau tabung gas dia yang kosong dibelinya ditukar pangkalan yang berisi gas, tapi semua tabungnya keropos dan bekarat.
“Kalau tau tabung gas yang keropos dan bekarat itu bisa membahayakan keselamatan kami sekeluarga. Lain kali saya beli pada pangkalan harus yang baik dan tidak keroposlah Dek,”kata Nurhayati kepada awak koran ini.
Pantauan wartawan, Selasa (10/4) pada sejumlah pangkalan penjual gas elpiji subsidi ukuran 3kg milik pertamina. Banyak menemukan penutup gas elpiji tidak memiliki standart SNI dari pertamina, begitu juga dengan kondisi tabung yang banyak keropos dan bekarat yang dapat bocor dan membahayakan keselamatan masyarakat.(Hendri)
Short URL: http://jurnal-asahan.com/?p=304