Kisaran (Jurnal Asahan). Bagi masyarakat Kabupaten Asahan yang
memasak di dapur menggunakan kompor yang memakai tabung gas elpiji
ukuran 3 kg dihimbau untuk selalu berhati-hati dan waspada dengan
sejumlah agen dan pangkalan penjual tabung gas yang menjualnya kepada
masyarakat. Sebab, saat ini di beberapa tempat di Kabupaten Asahan
diduga ada pihak distibutor gas dan agen serta pangkalan yang menjual
gas kepada pengguna tidak memakai tutup standart nasional Indonesia
(SNI) dari pertamina untuk menutup tabung gasnya.
Dengan banyaknya temuan penutup gas yang tidak memiliki SNI yang dijual
kepada masyarakat Asahan selaku pengguna gas, dikhawatirkan gas elpiji
ukuran 3 kg milik pertamina yang disubsidi oleh pemerintah itu, dapat
membahayakan masyarakat pengguna gas.
Pasalnya, tabung gas yang tidak memiliki penutup SNI itu sewaktu-waktu
dapat meledak dan merenggut nyawa manusia,karena tabung itu tidak steril
akibat penutupnya yang tidak standart dikeluarkan dari pertamina.
“Kami minta dan menghimbau kepada seluruh masyarakat Asahan, untuk
selalu waspada dan selektif dalam setiap membeli tabung gas ukuran 3 kg
milik pertamina yang didistribusikan di Kabupaten Asahan. Soalnya,
hingga hari ini kami masih banyak melihat penutup tabung gas yang dijual
pertamina tidak memiliki penutup yang tidak bertarap SNI. Bahkan,banyak
juga tabung gas yang dijual ke masyarakat yang kropos dan bocor,yang
kemungkinan besar dapat membahayakan,”ujar Pengamat Sosial Kabupaten
Asahan,M.Yunus kepada wartawan ,Selasa (10/4) sekira pukul 12.00 WIB di
Kisaran.
Apalagi, kata M.Yunus, hinga hari ini seluruh tabung gas yang dipasarkan
oleh pertamia regional Sumut untuk wilayah Asahan, masih sangat
diragukan kualitas volume isi tabung gas yang mereka jual kepada
masyarakat Asahan. Sebab, diduga kuat isi tabung gas elpiji yang ukuran 3
kg ada yang disinyalir kuat tidak memiliki isi gas yang tidak sesuai
faktanya seberat 3 kg dari. Apalagi, selama ini banyak penampilan
tabung gas yang secara visual umum banyak tampak tidak mulus dan
mengalami kerusakan/penyok.
Adapun standarisasi tabung gas yang seharusnya dikeluarkan oleh
pertamina yakni, pemasangan valve, sisa ulir valve yang tampak adalah
3-5 ulir, rigi-rigi (bentuk permukaan) hasil las baik (harus halus dan
mulus). Mutu pengelasan baik (tidak terdapat cacat: undercut, pin hole
atau retak. Maka itulah tandanya mutu tabung yang baik.
Bahkan dalam membeli tabung gas, tambah M.Yunus, masyarakat juga diminta
untuk memperhatikan beberapa pemeriksaan yang selektif dalam membeli
tabung gas di agen atau pangkalan, lihat dan pastikan apakah
segel/security seal cap dalam keadaan baik,tersedia inner seal pada
valve,lihat ada atau tidak kebocoran pada body tabung, pastikan ada
tidak kebocoran pada sambungan tabung dan valve.dan pastikan tidak ada
kebocoran pada sambungan tabung dan regulator, serta lihat bahwa rubber
seal dalam keadaan baik.
Terpisah,Halim Saragih salah seorang aktivis vocal Kabupaten Asahan
kepada wartawan ,Selasa (10/4) sekira pukul 15.00 WIB, juga menghimbau
kepada masyaraka untuk selalu waspada dalam membeli tabung yang sangat
membahayakan bagi masyarakat pengguna tabung gas elpiji pertamina ukuran
3 kg. Selain itu, Pemerintah Kabupaten Asahan juga dihimbau untuk
mengawasi dengan ketat seluruh pendistribusian gas elpji ukuran 3 kg di
Asahan. Soalnya hingga hari ini tabung gas elpiji sudah sangat mengalami
kenaikan yang signifikan. Begitu juga, dengan pengawasan mutu dan
kualitas gas yang disalurkan oleh pertamina ke Asahan. Karena, hinga
hari ini masih banyak tabung gas yang ditemukan tidak sesuai dengan SNI
dan mengalami kerusakan yang dapat membahayakan jiwa.
“Saya minta dan berharap kepada Pemkab Asahan untuk selalu mengawasin
dengan ketat seluruh pendistribusian tabung gas elpiji subsidi pertamina
ukuran 3kg di Asahan. Dan saya juga menghimbau kepada seluruh
masyarakat Asahan penguna gas untuk selalu berhati-hati dalam membeli
tabung gas yang dibeli dari agen dan pangkalan,”kata Halim Saragih.
Sementara,Nurhayati (43) salah seorang ibu rumah tangga yang tinggal di
Jalan Sisingamangaraja Kisaran,ketika ditemui wartawan dirumahnya,
mengaku kalau dia sering membeli gas elpiji pertamina ukuran 3kg, kerap
membeli label penutup gas tidak SNI. Bahkan, dia juga mengakui kalau
tabung gas dia yang kosong dibelinya ditukar pangkalan yang berisi gas,
tapi semua tabungnya keropos dan bekarat.
“Kalau tau tabung gas yang keropos dan bekarat itu bisa membahayakan
keselamatan kami sekeluarga. Lain kali saya beli pada pangkalan harus
yang baik dan tidak keroposlah Dek,”kata Nurhayati kepada awak koran
ini.
Pantauan wartawan, Selasa (10/4) pada sejumlah pangkalan penjual gas
elpiji subsidi ukuran 3kg milik pertamina. Banyak menemukan penutup gas
elpiji tidak memiliki standart SNI dari pertamina, begitu juga dengan
kondisi tabung yang banyak keropos dan bekarat yang dapat bocor dan
membahayakan keselamatan masyarakat.(Hendri)
Short URL: http://jurnal-asahan.com/?p=304