Asahan – Sinindo : Menyahuti
segala peristiwa di tubuh Badan Narkotika Kabupaten Asahan, Aktivis
Mahasiswa Asahan yang dimotori Dian Hayati Marwa, Halim Saragih dan Adit
Satria Tanjung meminta Kepala Badan Narkotika Nasional Pusat dan
Provinsi mengambil tindakan tegas kepada Kepala BNNK Asahan AKBP Zahara
Pane As.
Hal
ini diungkapkan Dian Novita Marwa kepada Sinindo, Rabu (20/3/2013)
sekira pukul 20.00 Wib. Menurut Aktivis wanita ini, apa yang dilakukan
AKBP Zahara Pane As selama ini sebagai kepala BNNK Asahan tidak ada
satupun prestasi yang ditorehkannya untuk memberantas narkoba di
Kabupaten Asahan, malah masih menurut Dian yang ada hanya polemik di
tubuh BNNK Asahan.
“Selama
BNNK Asahan di pimpin oleh AKBP Zahara, tidak ada tercatat satu
prestasipun untuk memberantas narkoba di Asahan, kalau hanya memberikan
penyuluhan dan penyuluhan saja, saya rasa para mahasiswa juga bisa, jadi
apa yang dipertahankan BNN Provinsi dari seorang AKBP Zahara, karena
selama ini yang benar-benar memberantas narkoba dengan melakukan
penangkapan adalah pihak kepolisian, jadi jika memang tidak berfungsi
lebih baik AKBP Zahara di copot saja dari jabatannya” ujar Dian
Lebih
lanjut Dian menyebutkan hendaknya BNN Provinsi jangan menjadi mandul
dibawah pimpinan kepala yang baru, hendaknya Kombes Rudi Trenggono
sebagai kepala BNN Provinsi yang baru dapat membaca situasi dan melihat
laporan-laporan dari pegawai BNNK Asahan yang selama ini telah di zolimi
oleh kepala BNNK Asahan.
“Saya
rasa seorang Komisaris Besar Rudi Trenggono dapat menyelesaikan konflik
di tubuh BNNK Asahan yang selama ini berlangsung, karena semua laporan
sudah masuk kepada kepala BNN Provinsi sebelumnya, jadi kami dari
mahasiswa meminta agar Kepala BNN Provinsi Sumut dapat dengan segera
mencopot AKBP Zahara Pane AS dari Kepala BNNK Asahan, sebelum mahasiswa
turun kejalan dan melakukan aksi unjuk rasa di kantor BNN Provinsi ini”
tambah Dian
Ditempat
terpisah Halim Saragih juga menyebutkan hal senada, menurut Halim, baik
BNN Pusat maupun BNN Provinsi agar tidak menunda-nunda pencopotan
Zahara, sebab konflik internal di tubuh BNNK Asahan bukan sekali ini
saja terjadi, namun sebelumnya juga sudah pernah ada.
“Jadi
hendaknya BNN Pusat dan BNN Provinsi tidak perlu lagi menunda-nunda
pencopotan Zahara dari jabatannya sebagai kepala BNNK Asahan, sebab
masyarakat Asahan sudah tidak percaya lagi dengan pola pimpinan Zahara
yang selalu bertindak arogan dan menjadikan BNNK Asahan sebagai
perusahaan keluarga besar Zahara dan hal ini terbukti dengan berkuasanya
suami beserta anak-anak Zahara serta sanak family Zahara di BNNK
Asahan, selain itu juga hendaknya Bupati Asahan dapat merekomendasikan
pencopotan Zahara secepatnya, bukan malah memberikan PNS baru untuk
membantu kerja Zahara” tambah Halim. (Ibnu/Adm)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar